- GIT.Indonesia - Mengulas Informasi Penting, Sumber Inspirasi, Wawasan dan Peluang Usaha. - " Pada Menu ' Bisnis Kami ' dan ' Belanja ' terdapat informasi Bisnis yang akan dijalankan oleh admin G.I.T, namun belum disempurnakan dikarenakan masih dalam tahap pengembangan Blog. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, dimohonkan agar para pengunjung selalu mengupdate halaman kami. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, kami ucapkan terimakasih ! "
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Unknown

Rahasia Mewujudkan Impian

Rahasia ini sudah dibuktikan secara nyata dalam sejarah peradaban manusia. Banyak hal luar biasa yang telah tercipta dengan menggunakan rahasia besar ini. Semua impian-impian kita adalah hal yang harus kita miliki. Sudah saatnya kita wujudkan semua impian terbesar kita sekarang. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak artikel ini dengan baik. 

2 Jenis Penciptaan

sadarkah Anda bahwa selama ini Anda selalu menciptakan segala sesuatu dua kali? Ya, apa pun yang Anda ciptakan, Anda melakukannya dua kali. Sebagai contoh, Anda membuat sebuah rumah. Maka Anda melakukan penciptaan pertama dengan menggambar denah dan desain rumah tersebut baik Anda lakukan sendiri maupun dengan bantuan arsitek. Penciptaan yang kedua Anda lakukan pada saat rumah tersebut benar-benar dibangun. Pada saat Anda menggambar denah dan desain rumah tersebut, Anda sebenarnya sedang melakukan penciptaan yang pertama yaitu penciptaan mental atau mental creation. Selanjutnya, pada saat Anda mengerjakan pembangunan rumah tersebut dengan bantuan mandor dan para tukang, Anda sebenarnya sedang melakukan penciptaan yang kedua yaitu penciptaan fisik atau physical creation. 

Lalu bagaimana dengan penciptaan-penciptaan yang sederhana seperti membuat secangkir kopi atau penciptaan yang agak rumit tetapi sudah sering diulang seperti membuat nasi goreng? Memang Anda tidak perlu menggambar atau menuliskan resepnya terlebih dahulu, namun tetap Anda melakukan dua kali penciptaan. Penciptaan mental untuk hal-hal yang sederhana sebenarnya terjadi secara cepat di dalam pikiran Anda sehingga Anda tidak menyadari kalau Anda sedang atau sudah melakukannya. Namun bila misalnya Anda diberi tahu oleh teman Anda resep kopi atau nasi goreng yang baru, maka Anda bisa merasakan bahwa Anda sedang mengingat dan berfikir yang merupakan proses penciptaan mental dalam pembuatan kopi atau nasi goreng tersebut.

Setelah mengetahui bahwa Anda menciptakan segala sesuatu dua kali, pertanyaan selanjutnya tentu saja apa manfaat dari informasi ini bagi Anda bukan? Baiklah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya bagikan kepada Anda rahasia terbesar dalam proses penciptaan.
 
Manusia, sebagai makhluk, hanya bisa menciptakan apabila melakukan kedua jenis penciptaan tersebut dengan urutan yang benar. Kecuali untuk kasus yang sangat khusus seperti gerakan refleks, bila Anda mencoba menciptakan sesuatu langsung secara fisik, maka hasilnya tidak akan  baik dan besar kemungkinan Anda akan gagal. Misalnya, Anda hendak membuat sebuah meja sederhana namun Anda tidak membuat sketsanya sama sekali dan bahkan tidak memikirkan tentang meja itu dalam benak Anda. Bisa dipastikan, Anda akan memotong kayu secara sembarangan dan setelah Anda gabung-gabungkan, ternyata potongan-potongan kayu tersebut tidak bisa tersambung dengan baik. Bila pada tahap ini Anda memilih untuk memperbaiki meja tersebut dengan membuat sketsanya, maka sebenarnya Anda bukan sedang melakukan penciptaan fisik yang diselesaikan dengan penciptaan mental, Namun Anda justru sedang memulai penciptaan baru dengan mengawalinya dengan penciptaan mental. Atau dengan kata lain, Anda akhirnya harus mengikuti urutan penciptaan yang benar. Sesungguhnya, hanya Sang Khalik yang bisa melakukan penciptaan fisik dan mental secara berbarengan dalam satu tahap. Sesuai sabdaNya, kun fa ya kun, jadilah maka jadi. Manusia sebagai mahkluk, sudah kodratnya harus melakukan penciptaan dua kali dengan urutan yang benar, penciptaan mental dulu baru diikuti penciptaan fisik.

Setelah mengetahui rahasia terbesar dari penciptaan tersebut, maka hal yang paling penting bagi kita adalah meyakininya. Itulah sebabnya, dalam penciptaan-penciptaan besar, dibutuhkan keyakinan yang kuat (dan tentu saja kerja keras) agar bisa mencapainya. Masalahnya, manusia seringkali terlalu mempercayai matanya sehingga sulit untuk mempercayai apa yang tidak dilihatnya. Sehingga munculah ungkapan seeing is believing. Namun kita lupa, bahwa sesungguhnya, penglihatan yang lebih kuat bukan terletak pada mata kita melainkan pada pikiran kita. Karena itu, untuk membantu membangun keyakinan mengenai apa yang akan kita ciptakan, kita memerlukan suatu teknik yang disebut Visualisasi. Teknik Visualisasi ini telah banyak digunakan oleh para pencipta besar dan terbukti menghasilkan karya-karya yang mengagumkan. Sebagai contoh, saya sajikan dua kisah penciptaan yang fenomenal dalam sejarah peradaban manusia.

Penciptaan yang pertama adalah teori relativitas oleh Albert Einstein. Setelah teori relativitas beserta rumus-rumusnya dipublikasikan, Einstein menjadi sorotan dunia. Berbagai kalangan memperdebatkan teori tersebut sampai tibalah saatnya terjadi gerhana matahari total. Para ilmuan inggris yang dipimpin oleh Stanley Edingson melakukan pengamatan secara seksama terhadap kejadian alam tersebut untuk membuktikan kebenaran teori relativitas Einstein. Bila teori Einstein tersebut benar, maka gaya tarik matahari akan menyebabkan pembelokan cahaya planet. Hasil pengamatan tim stanley Edingson menunjukan pembelokan sudut sebesar 1,64 detik ( berbeda sedikit dengan perhitungan Eistein sebesar 1,7 detik ). Kejadian yang sangat penting tersebut tentu saja disaksikan oleh jutaan pasang mata namun yang sangat menarik, Einstein sendiri ternyata tidak ikut menyaksikan fenomena alam tersebut. Tentu saja hal ini membuat heran semua orang. Namun, pada saat ditanya oleh wartawan mengenai sikapnya yang seperti tidak tertarik dengan gerhana matahari tersebut, Einstein menjawab, "sejak semula saya sudah tahu kalau teori saya benar." Jawaban Einstein tersebut seolah hendak menegaskan bahwa sebuah penciptaan mental yang sangat akurat tidak lagi memerlukan pembuktian fisik.

Penciptaan yang kedua adalah Disney World Orlando, Florida. Rencana pembuatan Disney World yang fenomenal ini memakan waktu cukup lama karena Walt Disney menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat rinci, Pembangunan Disney World itu sendiri tentu saja memakan waktu yang juga tidak singkat. Namun, apa boleh dikata, saat pembukaan Disney World tersebut dilakukan pada tanggal 23 Oktober 1971, Walt Disney, sang pendiri dan inspirator Walt Disney Corporation, telah meninggal 5 tahun sebelumnya. Pada saat peresmian dilakukan, istri mendiang Walt Disney, Lilian Disney menghadiri hari bersejarah tersebut. Seorang wartawan mewawancari Lilian dan berkomentar, "Andai Tuan Walt Disney hadir dalam acara peresmian yang dinanti-nantikan ini maka ia bisa melihat Disney World impiannya itu." Dengan ringan , nyonya Disney pun menjawab, "Percayalah, ia sudah melihatnya." Begitu kuatnya mental  creation yang dilakukan oleh Walt Disney sehingga ia seolah-olah sedang melihat secara langsung Disney World yang sedang ia rancang.

Dari kedua contoh diatas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa mental creation  membutuhkan kemampuan visualisasi yang kuat serta keyakinan yang tinggi untuk mewujudkannya. Untuk urusan keyakinan ini, situasi bisa menjadi lebih rumit bila penciptaan melibatkan banyak pihak. Dalam kasus seperti ini,  mental creation  bisa membutuhkan waktu yang lebih lama dan sumber daya yang lebih besar dibandingkan  physical creation. Situasi seperti ini dialami oleh Joseph B. Strauss pada saat ia berusaha meyakinkan para pihak yang terlibat dalam pembangunan San Fransisco Bridge yang merupakan jembatan gantung sepanjang 1.280 meter. Dalam upaya membangun jembatan yang kerap disebut juga Golden Bridge tersebut, Strauss harus meyakinkan para walikota yang bertetangga dengan San Fransisco berikut warganya. Selain itu Strauss juga harus meyakinkan pihak pemerintah kota San Fransisco sendiri termasuk di antaranya kepala tata kota San Fransisco. Bahkan niat Strauss tersebut mengundang pertanyaan dari Angkatan Bersenjata dan Departemen Perang yang akhirnya juga harus di lobby dan diyakinkan. Ujian bagi Strauss juga datang dari pihak Bank, pecinta lingkungan, dan lain-lain yang yang pada intinya mengkhawatirkan dampak pembangunan tersebut bagi perekonomian, pertahanan, keamanan dan bidang-bidang lainnya seperti sosial, pendidikan dan budaya. Pembuatan jembatan gantung dengan rentang terpanjang*) di dunia tersebut membutuhkan waktu 24 tahun dimana 20 tahun diantaranya dihabiskan untuk melakukan mental creation para pihak yang terkait. Penciptaan fisik jembatan San Fransisco itu sendiri hanya membutuhkan waktu 4 tahun. Strauss sendiri meninggal pada usia 68 tahun atau persis setelah jembatan ini selesai.

Itulah sebabnya, dalam 
penciptaan-penciptaan
 besar, dibutuhkan 
keyakinan yang kuat (dan 
tentu saja kerja keras) 
agar bisa mencapainya. 
Masalahnya, manusia 
sering kali terlalu 
mempercayai matanya 
sehingga sulit untuk
mempercayai apa yang 
tidak dilihatnya. 

Bila saat ini Anda sedang memiliki satu rencana besar untuk menciptakan atau membangun sesuatu, saran saya matangkan mental creation Anda. Tapi ingat, bukan hanya Anda sendirian yang perlu melakukan mental creation  tetapi orang-orang di tim Anda. Anda bahkan bisa mendiskusikan tahap mental creation ini dengan mereka sehingga hasilnya lebih baik lagi. Selanjutnya, lakukan visualisasi sekuat mungkin sehingga seolah-olah Anda dan tim Anda sedang melihat langsung apa yang hendak diciptakan tersebut. Kurang lebih seperti Walt Disney melakukan visualisasi terhadap Disney World setelah itu, kembangkan keyakinan Anda dan orang-orang disekitar Anda sehingga mereka memiliki keyakinan yang sangat kuat seperti Einstein meyakini teorinya. Setelah Anda dan tim Anda memiliki keyakinan yang bulat, selanjutnya Anda harus mendekati pihak-pihak lain yang terkait. Untuk tahap yang satu ini, Anda memerlukan keteguhan hati seperti Strauss siapa tahu, Anda membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meyakinkan mereka dibandingkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penciptaan fisik itu sendiri. Selamat menciptakan.

*)Sejak tahun 1964 Golden Gate Bridge bukan lagi jembatan gantung terpanjang di dunia karena dikalahkan oleh Verrazano-narrows Bridge di New York City dengan panjang 1.298 m.




Sumber tulisan : Jemy V. Confido
Read More
Unknown

Tips Bahagia

Salah satu cara ampuh untuk mendapatkan kebahagiaan yang sudah diketahui banyak orang, namun sering dilupakan. Semoga tulisan ini mampu mengingatkan kita kembali, bahwa kebahagiaan itu adalah hal yang harus selalu kita jaga dan miliki.

Menerima...

Apa yang harus diterima untuk menjadi bahagia? pengalaman hidup saya berkata, untuk bahagia setidaknya kita harus menerima dua hal. Pertama, menerima kenyataan hidup sepahit apa pun dan sesakit apa pun kenyataan itu. Kedua, menerima diri kita apa adanya lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Semuanya harus diterima tanpa syarat.

Saya membaca buku karangan M Thohir, 10 Langkah Menuju Jiwa Yang Sehat yang meyebutkan bahwa World Health Organization (WHO) pun telah memberikan ciri-ciri jiwa yang sehat. Di antaranya adalah dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) secara konstruktif dengan kenyataan yang telah terjadi.

Kenyataan hidup yang harus kita terima bisa terjadi di masa lalu kita atau di masa hidup kita sekarang. Keduanya harus kita terima. Kenapa kenyataan pahit masa lalu harus diterima? karena memang masa lalu tidak bisa dihapuskan. Pikiran kita tidak akan dapat menghapusnya. Pikiran kita tidak dapat menghapus sesuatu yang sudah terlanjur menghampirinya. Kalaupun "pikiran sadar' Anda dapat melupakannya, pikiran bawah sadar akan tetap menyimpannya. Masa lalu yang penuh luka tetap akan dipenuhi luka, Kita tidak akan pernah dapat menghapus luka itu. Karena itulah, cara terbaik adalah dengan menerimanya, kita tidak akan membuat luka itu kembali meradang.

Masa lalu dapat menjadi pintu penghalang kebahagiaan kita. Masa lalu bisa sangat berbahaya bagi pikiran kita. Luka masa lalu dapat menyabotase kemampuan kita dalam berpikir jernih. Ia dapat mencemari cara berpikir kita. Menurut C Reynolds dalam bukunya, Spiritual Fitness, kita kira-kira memiliki 60.000 pikiran setiap harinya, yang sebagian besar terulang dari pikiran dan pengalaman masa lalu. Ibarat me-redial sebuah nomor telepon, pikiran kita dapat  secara otomatis memutar skenario mental masa lalu tanpa proses berpikir yang rumit. Gambaran-gambaran mental itu begitu saja muncul berulang-ulang ketika kita menghadapi situasi yang mirip atau hampir mirip trauma masa lampau itu akan memicu tombol otomatis yang akan memutar emosi kita yang muncul saat itu. Akhirnya, kita berulang-ulang masuk dalam emosi yang sama. Kita sulit merasa bahagia.

Kalau tak hati-hati mengenal hal ini, kita akan merasa terus menerus dibayangi oleh masa lampau. Jasad kita berada ditahun ini, tetapi jiwa kita serasa 20 tahun yang lalu. Umur jasad kita telah mencapai kepada empat, lima, enam, atau entah berapa, tetapi jiwa kita serasa berada dimasa sekolah dasar atau bahkan taman kanak-kanak saat bayangan trauma itu muncul dalam fikiran kita.

Coba bayangkan bila saat kita melihat pantai yang indah pun, bayangan trauma masa lalu itu hadir, saat melihat lanskap pegunungan yang indah pun, trauma masa lalu itu hadir kembali. Bila itu terjadi, kita sama sekali tidak dapat menikmati keindahan itu. Seribu kali pun kita melakukan rekreasi, barangkali seribu kali juga bayangan trauma masa lalu itu muncul dalam benak kita. Pengalaman itu "terasa" begitu kuat hingga kita "merasa" tidak berdaya. Lihatlah, betapa tidak bahagianya hidup kita saat kita memberikan luka masa lalu mengontrol hidup kita.

Luka masa lalu memang berbeda-beda derajat keparahannya. Ia dapat berupa luka yang begitu dalam bagi kita tetapi juga dapat berupa luka kecil yang mungkin sepele. Tetapi persoalan luka masa lalu bukanlah persoalan parah atau tidaknya luka itu, melainkan "lama atau tidaknya" luka itu bersarang di alam pikiran kita. Semakin lama luka itu berada di alam pikiran kita, ia akan semakin sering hadir dan mengundang kesedihan dalam hidup kita. Artinya, semakin dini usia kita saat sebuah trauma hadir, perjuangan menerima masa lalu akan semakin sulit. Dan akan semakin sulit lagi jika kita terus menunda untuk menerimanya, karena berarti kita hanya memberikan baginya untuk lebih lama bersarang.

Selain lama atau tidaknya, pengalaman masa lalu juga akan semakin sulit diterima jika orang-orang yang terlibat dalam pengalaman negatif masa lalu itu adalah orang-orang yang terdekat dengan kita, jika orang-orang yang awalnya kita persepsi akan melindungi dan menyayangi kita, malahan menyakiti hati kita.

"Pertama
menerima kenyataan 
hidup sepahit apa pun 
dan sesakit apa pun 
kenyataan itu. 
Kedua, 
menerima diri kita 
apa adanya 
lengkap dengan 
segala kekurangan 
dan kelebihannya. 
Semuanya harus diterima 
tanpa syarat."

Dengan sungguh-sungguh menerima masa lalu berarti kita menjadi tuan dari masa lalu kita. Dengan sadar, kita akan dapat memecah pola (patterns interupt) sekenario mental masa lampau yang bersifat meracuni dan membuat kita tidak bahagia.
Jika kita ingin bahagia, pilihannya adalah menerima masa lalu dan memaafkan orang-orang yang terlibat sekarang juga. Ya, sekarang juga. Luka di masa lalu sudah terjadi dan meninggalkan kita, tetapi kita sendirilah yang memberi kesempatan kepadanya untuk datang kembali dalam kehidupan kita di masa kini. Dengan menerima masa lalu, kita akan dapat melihat pantai, pemandangan pegunungan, sungai yang mengalir jernih, sebagai pemandangan yang benar-benar mempesona.




Sumber tulisan : The Way to Happiness 
Read More
Unknown

Rahasia Mengubah Dunia

Langkah-langkah rahasia dalam mewujudkan tujuan kita, disini kita akan mengulas sedikit rahasia bagaimana agar kita mampu mengubah apa yang ingin diubah sesuai dengan keinginan kita. 

Ketika aku masih mudah dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah Dunia. Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifan-ku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah. 
Maka cita-cita itupun agak aku persempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah Negeriku.
Namun tampaknya hasrat itupun tiada hasilnya. Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku. Tapi celakanya mereka pun tak mau diubah! Dan kini sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari : "Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah Diriku, maka dengan menjadikan diriku panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun mampu memperbaiki negeriku, kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah Dunia!" Tulisan yang mengharukan tersebut dipahat diatas sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris dengan catatan tahun 1100 Masehi.

Setiap dari kita mungkin pernah pada suatu saat memiliki keingingan dan keyakinan yang begitu kuat untuk mengubah dunia. Entah pada saat kita masih kanak-kanak, remaja, dewasa, bahkan setelah kita memasuki usia senja. Namun pada akhirnya waktu jugalah yang menguji tekad dan keyakinan kita tersebut. Hari demi hari berganti, bulan demi bulan berlalu, dan tak terasa usia kita terus bertambah sehingga bahkan sebagian dari kita mungkin mulai berfikir tidak akan lama lagi berada di dunia ini. Namun apa yang terjadi dengan keinginan kita untuk mengubah dunia? Ketika kita menelusuri kembali perjalanan hidup kita, ternyata tidak banyak yang kita ubah seperti tulisan pada makam diatas. Bahkan bisa jadi kita hampir tidak bisa mengubah diri kita sendiri. Untuk menghindari nasib tragis seperti kisah diatas, ada baiknya kita mencari tahu apa yang salah sehingga kita bisa segera memperbaikinya dan memanfaatkan sisa waktu yang masih kita miliki sebaik-baiknya untuk mengubah dunia.

Setiap orang pada dasarnya memiliki keinginan untuk mengubah dunia atau paling tidak sebagian dari dunia. Khususnya ketika orang tersebut masih berusia muda, memiliki semangat yang kuat dan keyakinan yang tinggi. Namun demikian, tidak banyak yang mengetahui dan menyadari dari mana dan bagaimana memulai sebuah perubahan. Untuk lebih jelasnya marilah kita simak satu situasi sederhana berikut ini.

Pada saat berbincang-bincang dengan rekan sejawat Anda, topik pembicaraan mana yang paling menarik untuk dibahas?
  1. Situasi perekonomian dunia yang dipicu oleh tidak menentunya harga minyak bumi.
  2. Iklim politik di tanah air dan perkiraan pemenang pemilu tahun depan.
  3. Kemacetan yang terus meningkat di kota Anda.
  4. Kebijakan manajemen puncak tempat dimana Anda bekerja.
  5. Menumpuknya pekerjaan Anda akhir-akhir ini.

Berdasarkan pengamatan dan survey yang saya lakukan, sebagian besar memilih membicarakan topik nomor 1 sampai nomor 5. Bahkan topik nomor 1 sampai nomor 3 menjadi bahan pembicaraan di kalangan luas mulai dari pembicaraan di warung-warung di pinggir jalan, sampai pembicaraan para pejabat dan eksekutif perusahaan. Topik nomor 6 biasaya hanya dibicarakan di meja-meja rapat itu pun harus dengan embel-embel workshop atau lokalnya yang mengambil tempat di hotel berbintang atau vila yang sejuk dan jauh dari tempat kerja dengan diselingi (atau bahkan digantikan) oleh pembicaraan topik nomor 1 sampai nomor 5. Lebih menariknya lagi, topik nomor 6, kalaupun sengit dibicarakan, hanya sedikit yang benar-benar menuangkannya dengan rencana kerja yang cukup jelas dan rinci. Bahkan bila sudah ditulis dalam rencana kerja yang cukup jelas dan rinci, hanya sedikit yang benar-benar melakukannya.

Suatu ketika, saya menemukan jawaban yang sangat menarik dalam salah satu sesi pelatihan yang saya ikuti. Dalam pelatihan tersebut, saya diajarkan bahwa setiap orang sesungguhnya memiliki tiga buah lingkaran dengan pusat yang sama dalam kaitannya dengan perubahan. Lingkaran yang paling luar adalah lingkaran pengamatan (Circle of attention). Pada lingkaran ini, kita hanya bisa jadi penonton. Kita praktis tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apa-apa selain menerima apa yang terjadi. Kembali kepada lima topik pembicaraan diatas, topik nomor 1 sampai nomor 3 berada pada Circle of attention bagi kebanyakan orang kecuali orang itu memiliki kekuasaan yang sangat besar untuk mempengaruhi situasi-situasi tersebut. Kemungkinan lainnya, orang tersebut kebetulan menjadi pelaku dari peristiwa tersebut sehingga ia memiliki pengaruh terhadap fenomena yang sedang terjadi. Di luar kedua kemungkinan tersebut, usaha yang bisa kita lakukan hanyalah doa. Lingkaran yang ke-dua adalah lingkaran perhatian (circle of concern). pada lingkaran ini, kita menjadi pemeran figuran. Kita bisa berinteraksi dengan pemeran utama atau pemeran pembantu tetapi kita tidak bisa berbuat banyak selain memberikan dukungan berupa upaya dan mungkin dana. Topik nomor 4 dan 5 berada pada lingkaran perhatian ini. Kecuali, tentu saja, kitalah pengusaha bisnis industri tersebut atau manajemen puncak diperusahaan kita. Lingkaran yang ke-tiga, yang merupakan  lingkaran paling dalam, adalah lingkaran pengaruh (Circle of influence). pada lingkaran ini, kita menjadi pemeran utama. Kita bisa melakukan sesuatu untuk menciptakan perubahan. Topik nomor 6 berada pada lingkaran paling dalam ini. Memang lingkaran pengaruh ini mungkin terasa kecil bagi seseorang pada awalnya. Namun demikian, bila lingkaran ini digarap dengan baik dan sungguh-sungguh, lingkaran ini akan membesar sehingga apa yang tadinya berada pada lingkaran perhatian dan bahkan lingkaran pengamatan bisa masuk kedalam lingkaran pengaruh tersebut.

Dalam salah satu kesempatan memberikan pelatihan di Bandar Lampung, saya berjumpa dengan seorang vice president sebuah perusahaan distribusi ayam yang juga menjadi pembicara tamu pada program pelatihan tersebut. Beliau menuturkan kisah suksesnya meniti karir di perusahaan yang menguasai distribusi ayam se-Sumatera tersebut. Berawal dari seorang salesman, Pak Agus, begitu panggilan beliau, mulai melakukan perubahan berawal dari lingkaran pengaruhnya. Sebagai contoh, Pak Agus mencatat stock ayam yang tersedia disetiap peternakan meskipun tidak diperintahkan oleh atasannya. Pak Agus juga membangun hubungan yang baik dengan para peternak meskipun dalam mata rantai bisnis, sebenarnya Pak Agus ini adalah customer bagi para peternak tersebut. Komitmen Pak Agus untuk mengubah apa yang ada di dalam lingkaran pengaruhnya telah memberinya kesempatan untuk mengubah apa yang ada di lingkaran perhatiannya. Suatu ketika, perusahaan distribusi tersebut membutuhkan supply ayam dengan jumlah yang besar dalam waktu yang sangat singkat. Para salesman yang lain serta merta menjadi panik dan menyatakan tidak sanggup memenuhi permintaan tersebut. Sebaliknya, Pak agus, yang memang sudah mengetahui jumlah ayam yang ada dimasing-masing peternakan dan didukung hubungan yang baik dengan para peternak, segera menyanggupi permintaan tersebut. Upaya-upaya luar biasa terus dilakukan oleh Pak Agus untuk mengubah apa yang bisa diubahnya seperti melampui target penjualan yang menantang. Perlahan-lahan, lingkaran pengaruh Pak Agus di perusahaan itu pun membesar. hasilnya bisa ditebak, Pak agus menjadi General Manager dan kemudian menjadi vice president termuda diperusahaan tersebut. Sekarang dengan kedudukan yang jauh lebih tinggi, Pak Agus memiliki lingkaran pengaruh yang jauh lebih besar. Hal-hal yang tadinya berada pada lingkaran perhatian atau bahkan lingkaran pengamatan, sekarang telah masuk kedalam lingkaran pengaruhnya.

Kesalahan yang sering kali terjadi pada saat seseorang berusaha melakukan perubahan adalah ia justru sibuk berusaha mengubah apa yang ada di lingkaran pengamatan tanpa memperbesar lingkaran pengaruhnya. Bahkan yang lebih mendasar lagi, banyak orang yang bahkan tidak bisa membedakan mana yang berada di lingkaran pengaruh baginya. Terkadang, memang tidak mudah untuk menyadari keberadaan ketiga lingkaran tersebut apalagi membedakannya. Untuk bisa menggunakan ketiga lingkaran tersebut dengan tepat, dibutuhkan kebesaran jiwa, keberanian dan kebijaksanaan seperti yang di panjatkan oleh Reinhold Nieburh dalam doanya pada tahun 1926,

"Tuhan, berikanlah aku 
kebesaran jiwa 
untuk menerima 
hal-hal yang tak dapat kuubah, 
keberanian untuk mengubah 
hal-hal yang dapat kuubah 
dan kebijaksanaan 
untuk membedakan 
keduanya. 


Terkadang, mungkin kita tidak bisa mengubah sesuatu namun kita tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Pada kesempatan ini, kita sebenarnya bisa melakukan perubahan, namun kita tidak memiliki cukup keberanian untuk memulainya. Namun yang lebih penting lagi, kita sering kali kehilangan pijakan pada saat harus membedakan mana yang bisa kita ubah dan mana yang belum saatnya kita ubah. Semoga Anda memiliki kebijaksanaan yang satu ini untuk mulai mengubah dunia!




Sumber tulisan : Jemy V. Confido
Read More
Copyright © G.I.T - Gateway - Inspiration - The Insight